Cerita Motivasi: Berbuat Kebajikan Selama Anda Mampu
Hari itu merupakan hari dimana beberapa batalion tentara akan di berangkatkan ke Afghanistan untuk mengganti tentara yang disana yang sudah mulai habis masa tugasnya. Untuk kepentingan itu komandan infanteri angkatan darat markas besar di California mengundang beberapa profesor untuk memperlihatkan motivasi dan penyemangat kepada tentara tentara muda yang akan diberangkatkan. Michael salah satu tentara yang mempunyai pengalaman di banyak perang dan mendekati masa pensiun ditugaskan untuk menjemput para profesor tadi di Bandara yang tidak jauh dari markas besar tersebut.
Sesampainya diBandara ternyata para profesor sudah agak usang menunggu maka dengan sigap Michael meminta kopor dan tas profesor untuk dibawanya. Profesor tersebut menyampaikan lebih baik jalan kaki saja alasannya jarak bandara dengan markas sangat erat katanya. Michael pun menyetujui dan mulai berjalan dibelakang profesor tadi. Selama berjalan profesor mengamati gerak-gerik tentara yang diberi kiprah menjemputnya itu dengan keheranan. Sambil membawa tas dan kopor yang berat dijalan ia sempat membantu dan kelihatan sibuk menolong orang renta yang akan menyeberang, mendermakan sedikit uangnya untuk pengemis, membantu memperlihatkan jalan seorang turis dan hal itu dilakukannya selama perjalanan dari bandara ke markas besar angkatan darat tersebut, dengan menolong dan membantu orang orang yang ditemuinya.
Sesampai di markas sang profesor ingin mengetahui keheranannya dan mengajak Michael mengobrol. " Saya lihat anda tadi membantu banyak orang yang anda temui dari perjalanan dari bandara kesini padahal anda membawa beban berat, berguru dari mana hal hal ibarat itu"? Michael menjawab dan tersenyum "Saya berguru dari perang pak". Dia pun menceritakan pengalamannya selama perang vietnam, dimana ia bekerja sebagai penjinak ranjau untuk pasukan infanteri yang mau melewati suatu kawasan yang dipenuhi ranjau.
Setiap kali ia melihat teman-temannya tewas alasannya menginjak ranjau. Ia mengingat kembali ketika pijakan temannya yang salah menghancurkan tubuhnya menjadi berkeping-keping. Dia melanjutkan "Saya bertekad selama itu saya akan melaksanakan kebaikan dimanapun saya berada, alasannya saya tidak tahu hingga kapan umur saya masih di badan, Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya berguru untuk melaksanakan segala sesuatu yang mampu saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira semenjak dikala itulah saya menjalani kehidupan ibarat ini, hingga suatu dikala nanti nyawa saya benar-benar diambil Tuhan”.
Sesampainya diBandara ternyata para profesor sudah agak usang menunggu maka dengan sigap Michael meminta kopor dan tas profesor untuk dibawanya. Profesor tersebut menyampaikan lebih baik jalan kaki saja alasannya jarak bandara dengan markas sangat erat katanya. Michael pun menyetujui dan mulai berjalan dibelakang profesor tadi. Selama berjalan profesor mengamati gerak-gerik tentara yang diberi kiprah menjemputnya itu dengan keheranan. Sambil membawa tas dan kopor yang berat dijalan ia sempat membantu dan kelihatan sibuk menolong orang renta yang akan menyeberang, mendermakan sedikit uangnya untuk pengemis, membantu memperlihatkan jalan seorang turis dan hal itu dilakukannya selama perjalanan dari bandara ke markas besar angkatan darat tersebut, dengan menolong dan membantu orang orang yang ditemuinya.
Sesampai di markas sang profesor ingin mengetahui keheranannya dan mengajak Michael mengobrol. " Saya lihat anda tadi membantu banyak orang yang anda temui dari perjalanan dari bandara kesini padahal anda membawa beban berat, berguru dari mana hal hal ibarat itu"? Michael menjawab dan tersenyum "Saya berguru dari perang pak". Dia pun menceritakan pengalamannya selama perang vietnam, dimana ia bekerja sebagai penjinak ranjau untuk pasukan infanteri yang mau melewati suatu kawasan yang dipenuhi ranjau.
Setiap kali ia melihat teman-temannya tewas alasannya menginjak ranjau. Ia mengingat kembali ketika pijakan temannya yang salah menghancurkan tubuhnya menjadi berkeping-keping. Dia melanjutkan "Saya bertekad selama itu saya akan melaksanakan kebaikan dimanapun saya berada, alasannya saya tidak tahu hingga kapan umur saya masih di badan, Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya berguru untuk melaksanakan segala sesuatu yang mampu saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira semenjak dikala itulah saya menjalani kehidupan ibarat ini, hingga suatu dikala nanti nyawa saya benar-benar diambil Tuhan”.
Berbuatlah setiap kebaikan apapun sebanyak yang dapat anda lakukan, berbuatlah kebaikan selama anda masih diberi kesempatan, alasannya anda tidak pernah dapat mengetahui kapan Tuhan mengambil kesempatan yang anda punya sehingga anda tidak dapat berbuat apa apa lagi.
Jika anda merasa halaman Motivasi ini bermanfaat & mencerahkan Anda, tolong bantu share di media umum di bawah posting, untuk membantu yang lain tercerahkan. Anda juga dapat menyebarkannya dengan menulisnya kembali namun jangan lupa memperlihatkan link kredit Url blog ini, Terima kasih.
0 Response to "Cerita Motivasi: Berbuat Kebajikan Selama Anda Mampu"
Post a Comment